Pemanfaatan
Fenomena Kapilaritas
“Ayo kita
observasi tempat lain. Kita akan terbang. Dekat sini kok.” Sesaat setelah
Profesor Polder selesai bicara, terlihat sebuah ruangan bergaya Barat yang
lagi-lagi jadul. Orang aristokrat itu terus saja memandang senar dan spons yang
sedang berada di dalam akuarium.
“Dia
adalah Sir Kon Gleip yang terkenal itu.”Jelas Profesor Polder.
“Apa
yang dilakukan orang itu?”
“Dia
ingin membuat sesuatu untuk tempat menempelkan spons yang ada di dalam senar
baja itu. Pada bagian dalamnya ini dipasang dua katrol dan separo bagiannya
ditenggelamkan ke air. Dengan begini tinggal membiarkan alatnya berfungsi,
spons akan menyerap air dan mengembang seperti gambar ini. Artinya A dan C
adalah spons yang menyerap air karena fenomena kapilaritas sehingga mengembang.
Bagian ini akan menjadi berat. Berbeda dengan yang tadi, spons diantara A dan B
yang menghimpit katrol dan senar baja, sifatnya ringan karena tidak menyerap
air. Intinya, A dan C berat sedangkan A dan B ringan. Lalu senar ini mungkin
akan bergerak seperti anak panah. Iya kan.”
“Benar.”
“Kalo
kalian ngerti cara kerjanya, nanti kalian juga akan mengerti proses kerja
selanjutnya. Intinya, alat ini adalah mesin abadi ciptaan Sir Kon Gleip dari
penelitian kerasnya. Tapi....pada akhirnya gagal.”
“Kok
bisa gagal?”
“Sebenarnya
sih sudah coba buat, tapi alatnya nggak bergerak sesuai yang dipikirkannya.”
“Ooh.
Jadi artinya memang nggak mungkin yaa membuat membuat mesin abadi.”
“Benar.
Aku akan memperlihatkan sesuatu pada kalian. Kita akan terbang sebentar.”
Lagi-lagi
pemandangan diluar seperti kumpulan awan-awan. Lalu suasana di dalam roket
menjadi tenangdan terlihat sebuah pemandangan. Ada seorang anak mirip Tousuke
yang sedang menaiki sepeda. Di sebelahnya ada sebuah sketsa dan dia terus saja
menggelengkan kepalanya.
“Memang
sih tidak akan berhasil. Kenapa yaa setelah membuat, pasti tidak berhasil.
Hmm...pertama....saat aku naik sepeda ini.....sepedanya berjalan lambat. Lalu...karena
menahan beban manusia yang menaikinya, tekanan tube pada bagian ban semakin
tinggi. Tekanan tube itu digunakan untuk memutar poros pedal. Lalu jika manusia
mulai menggerakan pedal saat ingin naik sepeda, manusia tidak perlu menggunakan
kakinya untuk memutar pedal. Karena tekanan tub akan selalu memutar pedal.
Tapi....bagian mananya yang salah yaa....aneh...” Wajah anak laki-laki mirip
Tousuke itu seperti kebingungan.
“Ini
juga mesin abadi. Bendanya memang beda tapi teorinya sama dengan mesin abadi.
Karena itu mau sesusah apapun, percobaannya tidak akan berhasil.”
“Profesor,
kenapa....kenapa mesin abadi tidak pernah berhasil? Kenapa alat seperti itu
tidak mungkin bisa diciptakan?”
“Yaah, itu dia masalahnya. Di dunia
ini tidak ada benda yang bergerak tanpa energi. Kalo memang bisa bergerak,
pasti ujung-ujungnya membutuhkan energi. Di dunia ini sama sekali tidak ada
benda yang bergerak tanpa energi.”
“Tapi,
kalo seandainya itu memang ada, apa boleh buat kan?”
“Itu
tidak mungkin, karena ada yang namanya Hukum Kekekalan Energi. Jumlah energi di
alam semesta ini selalu sama, tidak berkurang dan tidak bertambah. Karena itu,
kalo memang ada suatu benda yang bergerak tanpa energi, maka energi di alam
semesta akan bertambah drastis. Dan itu berarti, akan bertentangan dengan Hukum
Kekekalan Energi. Makanya, benda yang bergerak tanpa energi tidak akan pernah
bisa diciptakan. Kalian mengerti?”
“Yaah,
ngerti nggak ngerti sih.”
“Yang
nggak kalian ngerti tuh karena kalian tidak memikirkan hukum tadi baik-baik. Coba
kalian pikir lagi.”
“Aku
masih nggak ngerti.”
“Susah
juga, ya. Kalo begitu aku akan memberikan pelumas pada sepeda ini. Tapi ada
juga orang yang memberikan air sebagai pengganti minyak. Inilah pemikiran yang
salah. Walaupun sudah banyak orang yang memberitahu kesalahan itu, tapi tetap
saja mereka tidak mengubah pola pikirnya. Lalu mereka
terus saja menggunakan air sebagai pengganti minyak. Nah, apa yang akan terjadi
pada sepeda ini?”
“Porosnya
akan berkarat.”
“Tepat
sekali. Makanya, air tidak bisa menggantikan minyak. Mereka yang menggunakan
air sebagai pelumas, tidak percaya akan hukum itu. Maka dari itu mereka nggak
bisa ngerti kenapa sepedanya jadi rusak setelahnya. Iya, kan.”
“Iya.”
“Pertama,
tolong ingat bahwa Hukum Kekekalan Energi itu memang ada. Entah ada atau tidak,
kalian pasti tidak akan bisa mengerti kenapa mesin abadi tidak bisa diciptakan.”
“Ooh,
begitu. Sekarang aku sudah mengerti.”
-BERSAMBUNG-